Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotik (Granat,) Henry Yosodiningrat, menyatakan tidak ada satu pun kampus di Jakarta yang bebas dari narkotika. "Terutama ganja. Pasti ada di kampus mana pun," kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa 19 Agustus 2014.
Menurut Henry, remaja-remaja Jakarta sudah sedemikian hidup bebas tanpa aturan sehingga menganggap ganja sebagai life style. "Mereka menganggap memakai ganja itu wajar dan asyik," kata dia. (Baca: Pemilik Ganja di Unas Masih Buron)
Sehingga, kata Henry, yang perlu dicegah adalah peredaran narkotika dari kampus-kampus. "Jaringannya perlu ditelisik. Pintu masuk harus dikawal sebaik mungkin," kata dia. Pintu masuk yang dimaksud Henry adalah peredaran ganja dari pulau ke pulau, dan juga ke dalam kampus. (Baca: Polisi Temukan Sabu dan Parang di Ruang Senat Unas)
Henry mengapresiasi langkah Badan Narkotika Nasional dan Universitas Nasional yang merazia lingkungan kampus kemarin. "Temuan ganja itu harus diselidiki. Apakah penggunaannya untuk lingkungan Unas saja, atau juga untuk dijual ke kampus lain," kata dia. Ia juga menginginkan pengedar ganja di lingkungan kampus dihukum seberat-beratnya karena telah merusak moral bangsa. (Baca: Lagi, Polisi Temukan 6 Kilo Ganja di Kampus Unas)
Langkah selanjutnya, kata Henry, BNN diharapkan mampu melakukan razia di berbagai kampus lain di Jakarta. "Tinggal pilih secara acak kampus mana, pasti akan dapat narkotika," kata dia.
Henry kemudian menolak menyatakan kampus mana yang harus diutamakan oleh BNN untuk diadakan razia. "Tidak perlu saya sebut," ujar dia singkat.
INDRI MAULIDAR