Penyanyi dan musisi Fariz RM (61), mendapatkan kejutan dari orang-orang terdekatnya. Momen spesial yang diwujudkan dalam sebuah konser mini bertajuk, '2 Years Fariz RM Reborn Celebration', di Hotel Gran Mahakam, Jakarta Selatan, Rabu (26/8/2020) malam.
Konser dibuka dengan lagu 'Hati yang Terang', dilanjutkan lagu 'Sungguh', 'Pasrah dan Cinta', 'Nada Kasih', 'Sakura', 'Selangkah ke Seberang', lalu ditutup dengan 'Barcelona'. Fariz menghangatkan suasana hati para penggemar dan orang-orang dekatnya dengan melantunkan 7 tembang nostalgia.
Dengan iringan para personel Anthology, Adi Darmawan bass, Eddy Syahroni drum, Iwan Wiradz perkusi, Eugen Bounty (saxophone) dan Mike Alexander (gitar). Fariz RM mendendangkan lagu-lagunya dengan diaransemen lebih fresh dan upbeat.
"Jujur saja, saya surprise banget. Saya kaget dan nggak nyangka begitu banyak perhatian dari orang terdekat termasuk teman-teman jurnalis. Hari ini begitu spesial buat saya. Mereka concern terhadap saya dan permasalahan hidup saya," ucap Fariz selepas acara.
“Saya mengucapkan terimakasih buat Permata, orang yang spesial dan berharga dalam hidup saya dalam menjalani ini semua. Hingga akhirnya sudah dua tahun saya tidak tercemar dengan narkoba," ungkap Fariz RM.
Permata Belladona adalah managing director Fariz RM Manajemen. Permata juga diketahui memiliki hubungan yang spesial dengan Fariz, sosok Permata Belladona memang selalu hadir dalam hidupnya. Dia juga bahkan membayangkan bila tidak ada sosok Permata, maka dirinya tidak akan bisa seperti saat ini.
“Saya merasa amat berutang hidup, karena dia yang membenahi hidup saya selepas dari narkoba. Soal adiktif sudah tidak ada lah ya. Tapi dia mengingatkan saya soal respek, soal sikap,” ujar Fariz.
Diakui Permata, untuk menjaga Fariz memang membutuhkan tenaga dan pikiran ektra. Beberapa cara juga dilakukannya agar Fariz tidak lagi mengonsumsi narkotika.
"Kalau ditanya treatment, hampir nggak ada ya. Yang pasti memang dia harus dijauhkan dari kafein, itu sebulan pertama. Lalu juga dijauhkan dari teman-temannya yang tidak beres," jelas Permata.
“Yang agak berat saat menjaga dia, saat dia memiliki halusinasi saja, itu salah satu contohnya," ujar Permata menambahkan.
Penyanyi dan musisi yang telah 40 berkiprah di industri musik Tanah Air ini pun mengaku, dua tahun menjalani kebebasannya dari narkoba, baginya adalah sesuatu yang berat.
Menurut dia, sama seperti kebanyakan pengguna, ia mengaku juga mengalami masa-masa ketergantungan.
"Banyak orang menyangka, pengguna narkoba hanya bermasalah pada adiksi zat ya. Tapi bukan itu, tapi mainset nya. Saya mengalami kacau udah, tata cara berpikir ya. Contohnya jam 2 pagi sakaw dan itu sudah tidak ada kontrol," katanya.
"Dan yang saya rasakan berat bukan detoks. Tapi mengembalikan tata berpikir yang benar, itu yang sulit. Saya berani mengatakan bahwa saya belum lulus," kata Fariz lagi.
Dengan apa yang dirasakan sekarang, Fariz pun mengaku bersyukur di masa pandemi Covid-19 saat ini, juga membantunya untuk bisa terbebas dari narkoba, walaupun kegiatannya saat pandemi memang terbatas.
"Pandemi ini menjadi rehabilitasi mandiri lah buat saya. Melakukan hal-hal positif saja," kata Fariz. (LEP)