Irjen. Pol. Dr. Nico Afinta Karo-Karo, S.I.K., S.H., M.H. yang sejak 1 Mei 2020 menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan, menggemakan program "Bebaskan Banua dari Narkoba" melalui kerja sama yang solid antarinstansi di bawah arahan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Dari data Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan (BNNP Kalsel) memperkirakan pengguna narkoba dsudah tembus diangka 59.000 orang. Angka prevalensi naik dari 1,7 menjadi 1,89 dari jumlah penduduk Kalsel usia dewasa sekitar 3.250.000 jiwa.
"Jadi ini menjadi komitmen kami untuk menekan semaksimal mungkin peredaran narkoba di daerah ini. Pak gubernur pun sangat mendukung," ujar Kapolda Kalsel di Banjarmasin, Jumat (4/9/20).
"Pemberantasan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan aparat dalam hal ini Polri dan BNN saja. Namun, sektor lain juga punya peran penting mendukungnya, termasuk elemen masyarakat " Jelas Kapolda Kalsel.
"Dalam beberapa pengungkapan besar, teman-teman Bea Cukai kerap membantu. Ini yang saya maksud dukungan sektor lain. Begitu juga TNI, sering berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba di wilayah perbatasan negara. Peran serta inilah yang coba kami dorong terus agar maksimal hasilnya," jelas Kapolda Kalsel kembali.
"Kalimantan Selatan menjadi sasaran jaringan internasional dalam peredaran narkoba kelas kakap. Hal itu terbukti dari dua pengungkapan besar terakhir yaitu 208 kilogram sabu-sabu dan 300 kilogram sabu-sabu," ungkap Nico Afinta Karo-Karo.
"Ini fakta dan harus jadi peringatan bagi kita semua. Kalau kita kendur, jaringan ini terus berupaya dengan beragam modusnya memasukkan barang ke Kalsel," tegas Nico Afinta Karo-Karo
Diakui Kapolda Kalsel Provinsi Kalsel bukanlah pintu masuk peredaran narkoba. Justru Provinsi Kaltara dan Entikong di Provinsi Kalbar yang menjadi pintu masuk peredaran narkoba di Pulau Kalimantan, tetapi merupakan jalur distribusi. Sementara di Pulau Sumatera seperti Provinsi Aceh, Sumut, Riau dan Kepri (Batam). Barang-barang haram yang masuk di empat daerah ini bisa menyebar ke seluruh Indonesia. Kalsel belum menjadi wilayah pemasaran namun juga dijadikan transit hingga gudang penyimpanan.
"Alur yang kami ungkap seperti itu. Barang masuk dari Malaysia dengan tujuan Banjarmasin melalui jalur darat. Kemudian jika mereka berhasil, maka sebagian disebar lagi dengan jumlah yang sudah dipecah-pecah," ungkap Kapolda merinci. (LEP