Pakar Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyatakan PSBB Jilid II DKI Jakarta belum efektif melandaikan kasus Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2. Dia mengatakan Indonesia, khususnya DKI belum keluar dari situasi krisis pandemi Covid-19.
"Dari sisi keseluruhan
sebenarnya kita belum keluar dari situasi yang kritis," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Senin (28/9).
Dicky menuturkan PSBB Jilid II DKI memang berdampak pada penurunan kasus. Akan tetapi, dia mengatakan hal itu belum signifikan. Selain berlangsung singkat dan tidak didukung daerah sekitar, masih tingginya angka kematian menandakan PSBB Jilid II DKI belum efektif.
Lebih lanjut, Dicky berkata intervensi dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 masih belum merata. Dia melihat banyak daerah yang bersebelahan dengan Jakarta atau kota besar di Indonesia masih mengabaikan intervensi.
"Ini berdampak signifikan, katakanlah Pulau Jawa ini untuk mengendalikan pandemi. Karena interkonektivitas antara berbagai wilayah Jawa ini mau tidak mau membuat mobilitas orang-orang ini membawa virus, kasus impor istilahnya," ujarnya.
Di sisi lain, Dicky mengingatkan tidak ada daerah yang aman dari Covid-19 jika tidak ada kesetaraan dalam mengendalikan Covid-19. Bahkan, pandemi akan tetap parah mengingat Indonesia tidak melakukan kebijakan lockdown seperti negara lain.
"Sekali lagi, upaya satu provinsi saja tidak cukup. Secara nasional perlu ada satu perubahan strategi yang lebih kuat," ujar Dicky.
Dicky menyesalkan Indonesia masih belum memprioritaskan pengetesan dan pelacakan. Meski ada peningkatan, dia melihat hal itu tidak signifikan.
"Jadi jumlah tes itu harus disesuaikan seiring dengan skala keseriusan pandemi suatu wilayah atau negara. Kalau melihat Indonesia, kita harus jauh lebih besar untuk mengejar ketertinggalan laju penularan," ujarnya.
Lebih dari itu, Dicky meyakini pengetesan, pelacakan, isolasi, hingga perawatan yang memadai akan efektif jika dikolaborasikan dengan kebiasaan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Sebelumnya, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 275.213 kasus per Minggu (27/9). Dari jumlah itu, sebanyak 203.014 telah dinyatakan sembuh, 10.386 meninggal dunia, dan 61.813 masih dirawat di rumah sakit.
Sedangkan DKI, jumlah kasus Covid-19 sudah mencapai 70.184 kasus per Minggu (27/9). Dari jumlah itu, 56.413 dinyatakan sembuh, 1.692 meninggal dunia, dan dirawat 2.350.
Adapun perbandingan secara grafik memperlihatkan jumlah kasus Covid-19 di Jakarta terlihat melandai sejak diberlakukannya PSBB Jilid II pada 14 September 2020. Sedangkan grafik secara nasional memperlihatkan kenaikan dan mulai menurun sejak 26 September 2020.
Sumber : CNN Indonesia
https://m.cnnindonesia.com/teknologi/20200928142636-199-551851/ahli-cemas-psbb-jilid-ii-anies-daerah-luar-dki-tak-mendukung