Jelang peringatan hari anti narkotika internasional (hani) 2021, Badan Narkotika Nasional (BNN) gencarkan pemberantasan peredaran gelap narkoba, salah satunya pemusnahan ladang ganja.
BNN terus meningkatkan strategi hard power approach yaitu pemberantasan jaringan sindikat narkoba di berbagai wilayah di indonesia. Sebanyak 2 titik ladang ganja, berhasil ditemukan di kawasan aceh besar, desa pulo kecamatan seulimeum.
Bukanlah perkara mudah bagi Tim Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk dapat menemukan satu titik ladang ganja di tengah hutan sumatera dengan karakter vegetasi yang cukup rapat. Jalur yang terjal juga menjadi kendala bagi Tim dilapangan untuk dapat mencapai ladang ganja yang kerap di tanam jauh dari pemukiman dan dilokasi yang sulit dijangkau.
Pemusnahan ladang ganja di kaki gunung Seulawah Agam, Aceh Besar, pada 16 Juni 2021 kemarin. Sebanyak 202 tim gabungan diterjunkan untuk menyusuri lokasi ditanamnya pohon bernama latin cannabis sativa itu.
Komjen Pol Dr Drs Petrus Reinhard Golose Pimpin Pasukan
Dipimpin langsung Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose, seluruh pasukan menyusuri jalur dengan kemiringan tanah mencapai 80 derajat. Sebanyak 2 titik ladang ganja berhasil ditemukan dengan karakter tanaman yang berbeda. Rabu (16 Juni 2021)
Sedangkan dari Satuan Brimob Polda Aceh dipimpin Wadansat Brimob AKBP Dr Beridiansyah, SH, MH, mewakili Dansat Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Selamat Topan, SIK, MSi.
Sementara itu dari Kodim 0101/Aceh Besar, dikomandoi Mayor Inf Isandar, SAg, sebagai perwira penghubung (Pabung).
“Kami mengerahkan 20 personel bersama TNI dan Polri. Lalu, ada Bea Cukai, Satpol PP, dari Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian Provinsi Aceh serta dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar,” terang Wadansat Brimob AKBP Dr Berdiansyah.
Pada TKP 1, ditemukan 1 hektar ladang ganja dengan ketinggian tanaman berkisar 30 hingga 200 cm. Terletak di ketinggian 424 Mdpl, Tim BNN berhasil membabat 10.000 batang pohon dengan berat ganja basah 5 ton. Sementara di TKP 2, tinggi tanaman ganja berkisar antara 200 hingga 300 cm. Terletak di ketinggian dengan 853 MDPL, sebanyak 10.000 batang pohon ganja dengan berat 10 ton berhasil dimusnahkan.
Untuk dapat mencapai kedua lokasi tersebut, dibutuhkan tenaga yang cukup ekstra. Dengan menggunakan seutas tali, Kepala BNN RI bersama pasukan menuruni bukit yang tak terlalu tinggi, namun terjal untuk dilewati. Beberapa anggota kesulitan melalui jalur tersebut, karena medannya yang dipenuhi bebatuan, pasir dan kerikil tajam.
Di sepanjang jalan pun banyak dijumpai tanaman beracun yang dikenal masyarakat dengan sebutan Jelatang. Tanaman ini memang perlu dihindari. Jika tertusuk duri halus pada daun dan batangnya, tanaman bernama latin Laportea ini dapat menyebabkan rasa gatal dan perih seperti terbakar, hingga menyebabkan demam tinggi selama beberapa hari.
Pada kesempatan itu, Kepala BNN Komjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose, menegaskan pihaknya sangat komit untuk memberantas ganja, sehingga Aceh Besar terbebas dari ancaman yang membahayakan masyarakat dan generasi muda.
“Mari kita dukung bersama-sama untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik dan bersih narkoba. Hal ini penting dilakukan demi menyelamatkan masa depan anak-anak bangsa,” pungkas Kepala BNN RI
Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono, mengatakan untuk mencapai titik terdekat lokasi pemusnahan diperlukan kendaraan yang mumpuni, seperti double cabin. Selebihnya jalur pendakian harus dilalui dengan berjalan kaki dan bantuan tali seadanya.
“Jalur yang kami lalui bersama Kepala BNN RI cukup terjal. Namun semua sudah dipersiapkan dengan sangat maksimal. Tim dilapangan pun kembali dengan selamat hingga proses pemusnahan berlangsung lancar”, ujar Sulistyo Pudjo. (LEP)
Sumber : Biro Humas Dan Protokol BNN RI