Mengapa Harus ZENQIRA? Simak Keunggulanya.

Baca Juga

Daerah (496) Nasional (236) Berita (116) Internasional (34) education (26) news (26) Berita Gema Nusantara (24) Nasiona (17) Duit (15) Tentang Narkoba (6) Gema (4) video (4) Pilkada 2024 (3) Teknologi (3) Peraturan (2) Profile (2) kesehatan (2) opini (2) Financial (1) herbal (1)

Rabu, 29 Desember 2021

Kaltim Angka Permintaan Narkoba Masih Tinggi

BY GentaraNews IN



BNNP Kalimantan Timur menciduk puluhan penyalahguna narkotika. Pekerja tambang disebut yang terbanyak mengonsumsi obat-obatan terlarang itu. Satu satu alasan karena narkoba memberikan gairah menjalani aktivitas. Alasan yang tidak dibantah pengamat kesehatan.

Kepala BNN Provinsi Kaltim, Brigadir Jenderal Polisi Wisnu Andayana, membeberkan pengungkapan kasus narkoba. Sepanjang 2021 ini, BNN disebut telah menetapkan 54 orang sebagai tersangka penyalahguna narkotika di Kaltim. Para tersangka berasal dari sejumlah daerah seperti Samarinda 12 tersangka, Balikpapan enam tersangka, Bontang tujuh tersangka, dan sisanya dari daerah yang lain. Dalam Jumpa Pers Kamis (29/12/2021)

"Berdasarkan analisa Tim Asesmen Terpadu (TAT) BNNP Kaltim, ke-54 tersangka memiliki peran bermacam-macam dalam kasus narkoba. Sebanyak tujuh tersangka disebut sebagai pengonsumsi, 17 tersangka sebagai kurir, empat tersangka sebagai perantara, dan 19 tersangka sebagai bandar narkotika," kata Wisnu Andayana

Di sisi lain, Brigjen Pol Wisnu Andayana menyebut, angka permintaan narkoba masih tinggi di Kaltim. Ia menduga, hal ini terjadi karena sebagian besar kondisi ekonomi masyarakat Kaltim ditopang dari sektor pertambangan. Sebanyak 35 persen dari total tersangka narkotika yang ditahan BNNP pada tahun ini disebut pekerja swasta.

“Ada mitos yang tersebar. Konon katanya, kalau menggunakan sabu-sabu, pekerja lebih semangat dan kuat (bekerja). Ini risiko kalau daerah banyak tambang,” sebut jenderal bintang satu itu.

BNNP Kaltim mengungkapkan, biasanya, para pekerja tambang membeli narkoba di kota-kota besar. Kemudian, mengonsumsinya saat hendak bekerja di lokasi tambang. Kondisi serupa juga ditemukan di sektor industri sawit. Beberapa bandar yang ditangkap BNNP mengaku, menjual narkotika ke pekerja sawit dan tambang.

“Kami mengimbau, semua perusahaan tambang bisa berkolaborasi untuk mencegah narkoba,” ujarnya.

Modus Para Bandar

Alasan menggunakan sabu-sabu agar kuat dan semangat bekerja disebut hanya strategi penjualan dari bandar narkotika. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Kaltim, Komisaris Besar Polisi Djoko Pornomo. Dasarnya, beberapa pekerja tambang yang ditangkap BNNP Kaltim mengaku, membeli narkoba agar tahan bekerja.
“Awalnya ditawarin sama bandar, ‘nih, coba dulu’. Lama-lama dosisnya meningkat dan menyebabkan kecanduan. Padahal, gaji mereka tidak terlalu banyak,” ungkapnya.

BNNP Kaltim memetakan, sedikitnya ada tujuh jaringan pengedar narkoba di Bumi Etam. Lembaga permasyarakatan disebut sebagai jaringan yang berhasil diidentifikasi. Jaringan tersebut muncul karena lapas adalah tempat bertemunya para pelaku peredaran narkotika. Mengatasi masalah tersebut, Kombes Pol Djoko Pornomo menyebut, lembaganya saat ini sedang menjalin kerja sama dengan Kemenkumham untuk mendeteksi peredaran narkoba dari lapas.

Sedangkan mencegah peredaran narkoba di lingkungat masyarakat, kata Brigjen Pol Wisnu Andayana, pihaknya menjalin kolaborasi dengan banyak pihak seperti kepolisian dan pemerintah. Ia mengakui, BNNP memiliki keterbatasan anggaran dan personel dalam upaya pemberantasan narkotika. Mengenai upaya pencegahan dan mengurangi permintaan narkoba, BNN merehabilitasi sekitar 371 orang di Balai Rehabilitasi, Tanah Merah, Samarinda. Selain itu melaksanakan tes urin kepada 3.000 orang dari instansi pemerintah hingga swasta.

“Mitos pengunaan narkotika untuk meningkatkan produktifitas kerja, mitos itu pelan-pelan membunuh pegawai itu sendiri,” Pungkas jendral bintang satu. (LEP)

Tutorial BloggingTutorial BloggingBlogger Tricks

Baca Juga