Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah Lembaga yang menyelenggarakan program
beasiswa Magister/Doktor untuk putra-putri terbaik Indonesia dan mendukung
program beasiswa lainnya dari kementrian/lembaga terkait.
Beasiswa
Con-founding program beasiswa dalam bentuk Kerjasama pendanaan antara LPDP dan
Induvidu (Beasiswa Semi-Mandiri). Beasiswa Co-founding ditujukan untuk pendaftar
beasiswa jenjang Magister Luar Negeri dan Doktor Luar Negeri pada program
beasiswa regular dan beasiswa perguruan tinggi utama luar negeri.
Dalam
Sambutannya Ketua Umum DPP GARPU Jufri Lumintang, ST menyambut baik kegiatan
ini yang berlagsung secara webinar yang diikuti secara Zoom dan disiarkan langsung
melalui media Youtube.
“Kegiatan ini
Penting sebagai informasi bagi masyarakat yang ingin melanjuti jenjang S-2 dan
S-3 bagi masyarakat yang punya kemauan tetapi kurang dalam kemampuan secara
finansial”, Kata Jufri Lumintang
“Kegiatan ini
kelak dapat berkelanjutkan lagi dengan jangkauan lebih luas pesertanya di
seluruh Infonesia dan pesertanya dapat menginformasikan kepada lingkungannya
untuk mengikti program LPDP”, tambah Jufri Lumintang.
Dalam materinya Hillary Brigita Lasut, SH, LLM menceritakan
pengalamannya sebagai penerima beasiswa 100% yang semi online, yang harus
mengerti bahwa saat menerima beasiswa, kenapa para penerima beasiswa berada
pada posisi saat ini untuk satu tujuan yang besar.
“Sebagai
penerima beasiswa diluar negeri harus
memiliki mental bahwa semua masalah bisa
dilewati, walaupun penguasaan Bahasa Inggris nya masih kurang baik”, jelas Hillary
Brigita Lasut.
“Banyak penerima
beasiswa asal Indonesia terluar yang PEMDA nya utus belajar ke luar negeri kendala
utamanya adalah Bahasa, mereka harus belajar bahasa untuk negara tujuan seperti
ke Jerman, China, USA dan Australi sampai 4 bulan”, tambah Hillary Brigita Lasut.
“Saat kuliah di
luar neger ada rasa minder dari pemerima beasiswa asal Indonesia perihal asal
mereka yang tidak familiar dengan lingkungan kampus mereka, mereka harus
melewati semua itu agar bisa fokus belajar, harus mampu berdamai dengan diri
sendiri”, tambahnya lagi
“Siapkan Fisik
dan Metal agar mampu menyelesaikan Pendidikan di luar negeri”, pungkas Hillary
Brigita Lasut.
Sementara DR.
Yohanes Kurnia Peraih S-2/S-3 yang mampu diselesaikan dalam masa Studi 1 Tahun dan
Perancang Robotik yang melesaikan S-1 nya di UKRIDA jurusan Elektrikan
Engenering, S-2 Jurusan Marketing and Management syetem Information dari
Universitas Guna Dharma yang awalnya bercita cita ingin menjadi seorang Dokter
yang kini aktif mengajar diberbagai Universitas juga pencipta beberapa robotic.
“Mulai dari SMK
saya sambal bekerja, saat kuliah pun saya mendapat beasiswa, ketika awal kuliah
hanya terpikirkan bagaimana menjadi mahasiswa dan dapat menyelsaikan kuliah
terbaik, Tuhan lah yang pegang kendali atas semuanya”, Jelas Yohanes Kurnia bercerita
“Saat masih SMK
sudah memiliki sekolah Bahasa Inggris dan saat kuliah saya sudah mendirikan sekolah
robot tahun 2000 lalu banyak perusahaan besar bekerjasama membuat robotika seperti
dari Toyota, Sharp, Indofood, Denso, yang kini Usaha nya melalui bendera PT.
Sari Teknologi sudah memiliki cabang di Bandung, Bogor dan Palembang”, jelasnya
lagi
“Saat ini sekolah
robotic saya memiliki members lebih dari 100 sekolah dengan jumlah siswa sampai
7.000 orang, sementara hasil produksi robotik saya sudah di eksport ke Jepang
dan Thailand”, jelasnya bangga.
“Saat Pandemi Covid-19 melanda Indonesia diawal 2020, saya menciptakan alat Ventilator dengan bantuan seorang dokter dari Universitas Guna Dharma dalam waktu 2 minggu”, Pungkasnya Bangga
Sementara narasumber
Supardin, ST, M. Eng (Mantan Ketua LPDP DIY), Awardee S3 LPDP UGM, S-2 LPDP UGM)
Silviyanti Y Pangkee, SPd, MA (S-2 LPDP Luar Negri), Fridrik Makanlehi (Sekjen
DPP Garpu, Mantan Wakil Ketua Ikatan Alumni dan Awarde LPDP NTT 2017, Tenaga
Ahli DPR RI dan S-2 LPDP Dalam Negri UGM), bercerita seputar pengalamannya
sebagai penerima beasiswa dari LPDP. (LEP)