JAKARTA - Merayakan maulid nabi bisa dikatakan menjadi salah satu cara untuk kita bersyukur kepada Allah atas rahmat yang dilimpahkan-Nya, organisasi paguyubaban Aceh. Pasee Serantau Aceh Utara (PSAU), gelar maulid dan penyantunan anak yatim ke-2 di Komplek Zeni AD RW 03 Kelurahan Rawajati, Kalibata. Jakarta Selatan, pada Senin 25 Desember 2023.
Ketua Umum PSAU, H Zainal Abidin Husein, SE bersama ketua pelaksana Maulid Ustadz Syarkawi M. Yahwa menyerahkan santunan anak yatim dan Kaum Duafa dilingkungran RW 03 Kelurahan Rawajati, Kalibata.
Ketua Umum Pasee Serantau Aceh Utara dalam sambutan nya, memperkenalkan Organisasi paguyuban Pasee Serantau Aceh Utara. Kata Pasee yang dalam bahasa Indonesia lebih di kenal dengan nama Pasai atau Samudra Pasai, Kerajaan Samudera Pasai berada di pesisir utara Sumatera, tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri abad 13 atau tepatnya tahun tahun 1267 M Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh atau lebih populer di sebut dengan nama Malikussaleh.
Sultan Samudera Pasai Malikussaleh disebut-sebut sebagai sosok yang sangat menjunjung tinggi agama dan berhasil membuat penduduk di daerah-daerah sekitarnya memeluk Islam
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Beberapa Wali Songo di pulau Jawa berasal dari Aceh. Beliau-beliau itu adalah: (1) Maulana Malik Ibrahim, (2) Malik Ishak (Sunan Giri), (3) Ali Rahmatullah/Raden Rahmat (Sunan Ampel), (4) Mahdum Ibrahim (Sunan Bonang), (5) Masaih Munad (Sunan Drajat), dan (6) Syarief Hidayatullah/Fatahillah (Sunan Gunung Jati).
Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada 1517, yang dipimpin oleh raja terakhir Samudera Pasai, yaitu Sultan Zainal Abidin IV.
Maulid dan Santunan Anak Yatim selain berdimenasi ibadah juga memiliki dimensi sosial di alam rangka mempererat silaturrahmi masyarakat.
Menyantuni anak yatim layaknya anak sendiri juga bisa menjadi pahala jariyah untuk kehidupan akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda: "Jika manusia mati, terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakannya" (HR Muslim).
Dalam Tausiahnya Ustadz Isfandiar Ar Al Asyiii mengajak kita untuk selalu bershalawat kepada dapat menjadi bentuk pujian kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus doa yang bernilai pahala. Membaca Shalawat, Bisa Jadi Kunci Terkabulnya Doa
Selanjutnya Ustadz Ar Al Asyiii menjelaskan bahwa, “Ucapan salam 'Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhuh'merupakan pintu pertama kerukunan dan kunci pembuka yang membawa rasa cinta. Dengan menyebarkan salam, semakin kokoh kedekatan antara kaum muslimin”, Jelasnya
Makna ucapan salam begitu baik. Tak ada ruginya untuk mengucapkan salam saat bertemu seseorang. Terlebih, menjawab salam hukumnya adalah wajib. Mengucapkan dan membalas salam akan membuat Anda sama-sama mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Menyantuni anak yatim pada dasarnya adalah sebuah akhlaq yang sangat mulia di mata Allah SWT dan juga sesama manusia. Dengan melaksanakan akhlaq baik ini, maka kita akan menjadi manusia yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang lain. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kekuatan agar bisa tetap beribadah pada-Nya dan selalu berada dalam bimbingan yang lurus untuk membawa kita pada kebahagiaan selama hidup di dunia dan kelak di akhirat.
Ustadz Ar Al Asyiii menyampaikan pesan moral kepada anak yatim yang hadir untuk optimis menatap masa depan, kelak kalianlah yang akan menjadi pemimpin di negeri ini.
“Yang penting kalian rajin belajar dan jangan lupa beribadah dan bermohon kepada Allah”, Tegas Ustadz Isfandiar. (LEP)