Keluarga merupakan lapis pertama yang merasakan akibat penyalahgunaan narkoba. Ketika ada seorang anggota keluarga yang terkena narkoba, seluruh anggota keluarga akan merasakan akibatnya. Keluarga menjadi institusi penting sebagai tempat awal untuk menyosialisasikan bahaya narkoba kepada seluruh anggota keluarga. Keluarga yang tangguh tidak hanya membantu secara internal, tetapi juga meluas ke lingkungan sekitar, bahkan sampai tingkat negara. Sebaliknya, keluarga yang rapuh atau rentan tidak akan mampu membina anggotanya untuk tidak bersentuhan dengan narkoba.
Paguyuban Aceh asal
kota Lhoksemawe Seusama melaksanakan audiensi kepada Irjen. Pol. DR. Drs. Richard
M. Nainggolan, SH, MM, MBA. Deputi Pencegahan BNN RI dipimpin LE Putra dampingi Sekjen Seusama Sri
Novakandi, Hazliani, SH, MH, Ninin Herlina, yang diterima diruang kerja. Kamis
25 Juli 2024.
Kedatangan paguyuban Seusama untuk meminta kesediaan Deputi Pencegahan BNN RI untuk menjadi narasumber pada acara webinar yang akan dilaksanakan pada hari Senin, 12 Agustus 2024 dengan judul “Ketahanan Keluarga, Pencegahan Dini Penyalahgunaan Narkoba, Menuju Indonesia Bebas Narkoba”.
Dalam pertemuan tersebut Irjen. Pol. DR. Drs. Richard M. Nainggolan, SH, MM, MBA memberi banyak masukan kepada paguyuban Seusama untuk bisa ambil bagian sebagai relawan anti narkoba
“Bicara sebuah keluarga,
anak Ibu, Bapak dan anak. Peran Ibu dalam sebuah rumah tangga sangat strategis,
karena Ibu yang paling banyak waktu berinteraksi dengan seluruh keluarga,
sehingga punya peran sebagai Proteksi bagi keluarga dari bahaya penyalahgunaan
nakorika,” jelas Richard M. Nainggolan
“Terkadang ada peran ibu
juga menjadi terhambatnya atau tidak lancarnya proses rehabilitasi terahadap
keluarga yang sudah terkena penyalahgunaan narkotika, karena ibu lebih melihat
dari sisi baik si anak lebih dominan,” tambah Richard M. Nainggolan.
Keluarga rentan narkoba
apabila ada salah satu anggota keluarga sudah menjadi pecandu atau penyalahguna
narkoba dan keberadaan lingkungan tempat tinggal dilokasi yang rawan
penyalahguna narkoba.
Selanjutnya apabila kepala keluarga sebagai penompang ekonomi sudah di tangkap dan dipenjara, maka keluarga tersebut sangat rentan salah satu anggota keluarga menjadi kurir.
“Keluarga harmonis yang dibentengi agama yang kuat
cenderung lebih imun menghadapi bahaya penyalahgunaan narkoba,” pungkas Deputi
Pencegahan BNN RI. (LEP)